Menurut Sejarah, suku Tidoeng pada mulanya terdiri dari orang-orang Lokal yang tinggal dan berpindah di daerah pantai dan memainkan peran di bidang Perdagangan Luar Negeri di bawah Penguasaan Brunai.Namun setelah Pemerintahan Brunai menyerahkan Borneo Timur kepada Sulu,kemudian Sulu menyerang Tidoeng setempat dlam mempertunukan Supermasi mereka dan berupaya mengumpulkan Upeti.
Pada akhirnya abad ke 18 ,suku Tidoeng secara berangsur-angsur telah kehilangan jaringan Perdagangan dan kembali ke tanah aslanya sebagai masyarakat petani dan mengumpilkan hasil hutan ( lihat Majul 1973;Tarling 1978;1985;Nicholl 1991;Loyre 1997).Hal ini Nampak mendorong suku Tidoeng mengalihkan kepercayaan dari penyebahan benda mati kepada islam antar Abad ke 18 dan ke 19 (bandingkan Forrest 1972,Hegeman 1855:76 dan Dewall 1855:441).
Sebagian jawaban atas sejarahn ini,sebagian dari politisi suku Tidoeng bergerak ke pusat Politik dan berusaha memonopoli sumber-sumber produk hutan seperti sarang burung wallet ( Aeonout 1885; Okishima; 2002 ).Bulungan yang berhasil dari politisi itu karena dapat bersekutu dengan penduduk pedalaman ,terutma orang Kayan,dan merubah identitas suku Tidoeng ke Bulungan ( Okoshima 2003 ).Sesuatu yang bertentangan dimana suku Tidoeng yang lain tetap menentang dan tidak dengan perubahan bentuk-bentuk baru itu,dan dengan demikian terjadi kesimpangan siuran dalam sejarah.
“ Penyembahan Berhala “ atau “ Perompak ” ( Forrest 1792; dewali 1855; St Jhon 1986 ),tidak hanya orang-orang luar atau melayu yang memiliki hubungan keakraban dengan Inggris dan Belanda,tetapi juga keakraban Islami mereka menjadi kuat dalam berbagai aktivitas Perdagangan seperti halnya Bulungan.
Keberadaan Literatur tentang suku Tidoeng ,permasalahan-permasalahan lanel yang disertai dengan hal-hal yang menjadi pertengkaran ,sebagai contoh ,ada atau tidak adanya suku Tidoeng berasal dari kelompok-kelompok suku Kayan ( Lihat Beech 1908; Akbarsyah 1997;G,Appel 1983 dll ) dan ya atau tidaknya Ethnonim Tidoeng di peroleh dari istilah Tideng/Tidong ( Gunung /Bukit ) ( Lihat Beech 1908 : 85 ; G.Appell 1983 : 43 ;Apell –Warreni 1986 : 148 ;Sather 1972;Sellato 2001 : 21
Dalam Penulisan ini berikhtisar pada latar belakang suku Tidoeng yang di peroleh data-data baik dari bahasa mereka ,Organisasi Sosial,Identitaas Kesukuan ,ataupun Politis masa lalau yang disebut Tirun atau Berau ,tepatnya tanah Tidoeng atau Berayu di dalam usapan mereka sendiri,dalam rangka menerangkan sejarah Ethnis secara mendetail di Borneo Timur Laut ,Data Primer,di peroleh dari sejarah lisan dan beberapa sumber tertulis ( Dokumen setempat,berupa atau batu kuburan dll),yang dihimpun selama penelitian di Kalimantan Timur ( dua setengah tahun ,1996-1998 ) dan beberapa kunjugan singkat ke Sabah dan Provinsi Kalimantan Timur (2002-2003)
Kutipan dari buku Asal usul suku Tidoeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar