Awan hitam melanda negeriku
Tertiup kencangnya angin dari arah barat
Ringisan pilu terdengar dimana-mana
Bocah kecil meringis tanpa dosa
Wajah polos nan lugu menyayat hati
Demi melampiaskan nafsu diri dari belenggu
Duduk di start jalan mengadahkan tangan
Dengan pakaian lusuh ,tak megnhiraukan debu-debu yang selalu menepis wajah mungil itu
Yang terlintas dibenaknya
”Bagaimana aku hari ini”
Menerima selembar ketas
Yang mungkin tiada artinya.
Hari demi hari,malam demmi malam telah mereka lalui
Tak menghiraukan panas hujan menguyuri tubuhnya
Dengan hiasan air yang menghiasi kening mereka
Air yang menjadi tanda betapa besarnya perjuangan
Dengan dinginya malam
Yang menusuk tulang keci itu
Yang menyimpan mutiara –mutiara muda
Dan harapan bangsa yang ada di tulang-tulang kecil itu.
Hidup di pinggir jalan tanpa ada yang menyelimuti
Hanya beralas tanah yang tak layak untuk ditepati
Oh..Tuhan apa yang mereka lakukan
Pontang-panting tanpa ada yang menyapa,yang hanya mereka inginkan mendapat kehidupan.
Mereka tak mau hanya mengadahkan tangan
Mereka tak mau hanya menjadi sampah yang tak berguna
Yang hanya mereka inginkan menjadi orang yang berguna
Bagi Bangsa yang kaya akan sumber alamnya
Tumpahan air mata telah jatuh kepangkuan Ibu pertiwi
Faktamorgan tergambar dan terlihat jelas dalam negeriku
Negeri yang miskin generasi
Yang selalu di perbudak oleh manusia yang tak punya hati.
Kuberharap fakta inikan segera menghilang
Dari negeriku,
Tanah airku,
Indonesia…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar